Industri otomotif global tengah menghadapi tekanan besar untuk memenuhi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Sebagai salah satu sektor yang berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon, emiten otomotif tuntut untuk beradaptasi dengan kebijakan ramah lingkungan.
Lantas, bagaimana komitmen emiten otomotif dalam menghadapi tantangan ESG? mengulas strategi, inovasi, dan langkah nyata perusahaan otomotif untuk mencapai keberlanjutan.
Environmental (Lingkungan)
- Emisi Karbon: Kendaraan bermesin konvensional masih menjadi penyumbang polusi utama.
- Penggunaan Bahan Baku: Logam dan plastik membutuhkan sumber daya yang besar.
- Pengelolaan Limbah: Daur ulang baterai kendaraan listrik menjadi isu kritis.
Social (Sosial)
- Keselamatan Kerja: Standar keselamatan karyawan di pabrik harus ditingkatkan.
- Hak Konsumen: Transparansi informasi produk ramah lingkungan.
- Dampak Masyarakat: Perusahaan harus berkontribusi pada komunitas sekitar.
Governance (Tata Kelola Perusahaan)
- Transparansi Kebijakan: Pelaporan keberlanjutan yang akurat.
- Anti-Korupsi: Penerapan prinsip tata kelola yang baik.
- Diversitas & Inklusi: Kesetaraan gender dalam kepemimpinan perusahaan.
Transisi ke Kendaraan Listrik (EV)
Banyak emiten otomotif, seperti Toyota, Hyundai, dan Tesla, berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan Electric Vehicle (EV) dan teknologi baterai ramah lingkungan.
Penggunaan Energi Terbarukan
- Pabrik mulai beralih ke tenaga surya dan angin.
- Contoh: Volkswagen menargetkan netral karbon pada 2050.
Perusahaan seperti Ford dan Honda kini menerbitkan Laporan Keberlanjutan Tahunan untuk memastikan akuntabilitas.