Indonesia kembali mencatat rekor dunia — namun kali ini bukan dalam hal yang membanggakan. Berdasarkan studi terbaru dari lembaga riset internasional, warga Indonesia menempati peringkat pertama sebagai konsumen mikroplastik terbanyak di dunia. Setiap orang di Indonesia diperkirakan menelan sekitar 15 gram mikroplastik per bulan, setara dengan satu kartu ATM setiap minggunya. Fenomena ini tentu mengejutkan sekaligus mengkhawatirkan.
Apa Itu Mikroplastik?
Mikroplastik adalah fragmen plastik berukuran sangat kecil, kurang dari 5 mm, yang berasal dari peluruhan limbah plastik seperti kantong kresek, botol, kemasan makanan, hingga serat sintetis dari pakaian. Meskipun ukurannya kecil, dampaknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan bisa sangat besar.
Mengapa Indonesia Bisa Menjadi Juara Konsumsi Mikroplastik?
Ada beberapa faktor penyebab tingginya paparan mikroplastik di Indonesia:
- Penggunaan plastik sekali pakai masih sangat tinggi.
- Sistem pengelolaan limbah yang belum optimal.
- Minimnya kesadaran masyarakat akan bahaya plastik.
- Konsentrasi mikroplastik tinggi di udara, air, dan makanan lokal.
Kombinasi faktor-faktor ini membuat mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai jalur. Berikut ini adalah lima sumber utamanya.
1. Air Minum
Baik air kemasan maupun air galon isi ulang, keduanya berisiko mengandung mikroplastik. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 90% air kemasan di Indonesia mengandung mikroplastik, yang berasal dari proses pengemasan atau botol plastik itu sendiri.
2. Makanan Laut
Indonesia sebagai negara kepulauan sangat bergantung pada makanan laut seperti ikan, udang, dan kerang. Namun, perairan yang tercemar plastik menyebabkan hewan laut menelan mikroplastik, yang kemudian ikut dikonsumsi manusia.
3. Udara yang Kita Hirup
Mikroplastik tidak hanya ada di laut atau makanan, tapi juga melayang di udara, terutama di area perkotaan yang padat dan tercemar. Mikroplastik ini masuk ke tubuh melalui sistem pernapasan.
4. Kemasan Makanan
Banyak makanan di Indonesia, terutama jajanan kaki lima dan makanan instan, dikemas menggunakan plastik panas yang dapat melepaskan partikel mikroplastik. Proses ini mempercepat kontaminasi saat makanan masih panas.
5. Pakaian Berbahan Sintetis
Pakaian dari bahan polyester, nylon, dan akrilik melepaskan serat mikroplastik saat dicuci. Serat-serat ini akan berakhir di saluran air, dan sebagian besar tak tersaring oleh instalasi pengolahan limbah.
Dampak Mikroplastik pada Kesehatan
Penelitian masih berlangsung, tetapi sejumlah studi menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menyebabkan inflamasi, gangguan hormon, bahkan kerusakan organ jika terus-menerus terakumulasi dalam tubuh. Dalam jangka panjang, ini berpotensi memicu berbagai penyakit kronis.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Meskipun situasinya serius, masih ada langkah-langkah kecil yang bisa dilakukan untuk mengurangi paparan mikroplastik:
- Gunakan botol minum isi ulang dari bahan non-plastik.
- Kurangi konsumsi makanan kemasan plastik.
- Gunakan filter air di rumah.
- Pilih pakaian berbahan alami seperti katun atau linen.
- Kurangi konsumsi seafood dari daerah yang sudah tercemar.
Kesimpulan
Mikroplastik sudah menjadi ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Mengetahui sumbernya adalah langkah awal untuk mengambil tindakan. Dengan edukasi, kesadaran, dan perubahan kebiasaan, kita bisa mulai mengurangi konsumsi mikroplastik — sebelum tubuh kita benar-benar jadi “tempat sampah” plastik.