PBB yang bertugas Afghanistan menghadapi ancaman pembunuhan dari kelompok bersenjata tak kenal.
Informasi ini datang dari laporan internal yang menyebutkan adanya peningkatan signifikan dalam risiko keamanan terhadap staf internasional dan lokal. Jumat 6/6
PBB menyatakan keprihatinannya yang mendalam dan telah mulai mengevaluasi ulang kehadiran serta operasionalnya di sejumlah wilayah berisiko tinggi.
Ancaman ini mempersulit upaya bantuan yang sangat terbutuhkan oleh jutaan warga Afghanistan yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan akut.
Ancaman pembunuhan terhadap staf PBB dapat berakibat langsung pada penghentian sementara operasi bantuan di wilayah-wilayah tertentu.
Padahal, jutaan warga Afghanistan bergantung pada bantuan pangan, kesehatan, dan pendidikan dari badan-badan PBB seperti WFP, UNICEF, dan UNHCR.
Dengan meningkatnya risiko keamanan, beberapa kantor regional kemungkinan akan ditutup, dan staf dialihkan ke lokasi yang lebih aman. Ini dapat memperlambat distribusi bantuan, memperburuk kondisi masyarakat, dan memperlemah kepercayaan publik terhadap dukungan internasional.
Respons PBB dan Langkah Keamanan
PBB telah meningkatkan langkah-langkah pengamanan internal, termasuk pengawalan bersenjata, penilaian risiko lokasi, dan pelatihan keselamatan untuk semua staf lapangan. Selain itu, koordinasi dengan otoritas lokal juga tertingkatkan, meskipun keefektifannya masih terpertanyakan beberapa wilayah yang terkuasai oleh faksi bersenjata.
Dunia Harus Bertindak
Ancaman pembunuhan terhadap staf PBB di Afghanistan bukan hanya serangan terhadap individu, tetapi juga terhadap prinsip kemanusiaan global