gempuran produk impor yang membanjiri pasar lokal, pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) terhadapkan pada tantangan besar
Kemenko PM mempersiapkan sejumlah strategi memperkuat UMKM menghadapi perang dagang hingga perlambatan daya beli. Salah satunya dengan meningkatkan pendampingan UMKM dalam memperluas pasar melalui pemasaran online dan offline.
produk yang tidak hanya murah, tapi juga kompetitif dan berkualitas. Kunci utamanya? Inovasi, efisiensi, dan pemahaman pasar.
Selain itu UMKM didorong untuk meningkat efisiensi melalui pemanfaatan teknologi digitalisasi sehingga bisa menghasilkan produk berdaya saing tinggi di tengah gempuran produk impor ilegal.
Sebelum bersaing, penting bagi pelaku UMKM untuk memahami “lawan”. Produk impor seringkali unggul di:
- Harga murah karena produksi massal.
- Desain menarik dan kemasan modern.
- Distribusi luas dan ketersediaan online.
Namun, mereka juga punya kelemahan:
- Kurang personalisasi (tidak sesuai selera lokal).
- Waktu pengiriman lebih lama.
- Kurang mendukung ekonomi lokal.
Kelemahan ini bisa jadi celah UMKM untuk masuk dan unggul.
Produk impor bukan ancaman jika pelaku UMKM tahu cara bermain. Dengan mengandalkan potensi lokal, efisiensi produksi, desain menarik, dan pemasaran digital yang tepat, produk UMKM bisa tampil murah, berkualitas, dan sangat kompetitif. Bukan sekadar bertahan, tapi juga menjadi kebanggaan bangsa.
Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia perlu menjalankan strategi digital untuk bisa bersaing dengan produk impor karena secara kualitas produk lokal tidaklah kalah.